pemeliharaan baterai
Pengertian Battery
Battery atau akumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat
menyimpan dan mengeluarkan energy listrik melalui proses kimia (elektrolisa).
Sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang
reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud
dengan proses elektrokimia reversibel, adalah didalam battery dapat berlangsung
proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan
sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan
cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan
arus listrik searah yang berlawanan didalam sel. Tiap sel batere ini terdiri
dari dua macam elektroda yang berlainan, yaitu elektroda positif dan elektroda
negatif yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia.
Dan
merupakan sumber arus searah (DC) yang biasa digunakan. Keistimewaan dari
Battery adalah bila energy listriknya
sudah habis atau kosong dapat diisi kembali. Battery dapat terdiri dari satu
sel atau merupakan susunan dari beberapa
sel.

Gambar
Battery Unit
Tegangan Pada Battery Unit
Tegangan dari suatu battery tidak ditentukan oleh ukuran dan banyaknya
plat dari battery, tetapi ditentukan oleh material plat negatif dan plat
positif cairan elektrolit dan system elektrokimia yang digunakan. Selain itu
kapasitas suatu battery menyatakan besar arus listrik (ampere) battery yang
dapat dialirkan ke suatu rangkaian luar (beban), dalam jangka waktu tertentu
(jam) untuk memberikan tegangan tertentu pula. Kapasitas battery
juga ditentukan oleh bahan, banyaknya material aktif dan elektrolit yang
digunakan.
Pada PLTGU Grati terdapat 9 battery unit, dan setiap unit terdiri dari
104 cell battery. Battery disusun secara seri dan setiap cell battery mempunyai
tegangan 2.5V dengan jumlah total tegangan sekitar 220VDC.
Battery yang ada di PLTGU Grati menggunakan jenis Battery asam timah yang
menggunakan H2SO4 untuk cairan elektrolitnya. Battery
pada pusat listrik seperti pada PLTGU Grati sangat dibutuhkan karena merupakan
sumber arus seerah yang dibutuhkan untuk supply lampu-lampu penerangan darurat,
alat-alat yang memerlukan tegangan DC, seperti alat-alat telekomunikasi.
Fungsi Battery
Battery pada pusat pembangkit digunakan untuk sumber daya mandiri
(independent) yang digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti:
1.
Untuk supply
control DC.
2.
Untuk lighting emergency.
3.
Untuk system proteksi.
4.
Motor-motor yang menggunakan arus searah.
5.
Supply alat-alat telekomunikasi.
6.
Mentripkan PMT saat terjadi gangguan.
Selain
itu battery juga di gunakan untuk Uninteruptable power supply (UPS). Battery
tersebut antara satu dengan yang lain saling berhubungan atau masih dalam satu
ikatan BUS. Jadi apabila salah satu ada yang tidak bekerja, maka yang lain
dapat menggantikannya.
Penggunaan
tegangan searah (DC) dalam opersai unit normal tidak sepenuhnya diambil dari
tegangan battery, namun sebagian diambil langsung dari tegangan arus AC yang
disearahkan.
Namun
bila dalam kondisi abnormal (saat terjadi gangguan) tegangan searah akan
dipikul sepenuhnya oleh battery. Dalam kondisi abnormal tegangan yang
dihasilkan oleh battery harus mampu
membuka Circuit Breaker (CB), mampu menjalankan motor / pompa pelumas dsb.
![]() |
Oleh karena itu tersedianya sumber daya / energi tegangan battery sangat penting dalam menunjang keandalan unit saat operasi berlangsung dalam pusat pembangkit listrik seperti pada PLTGU Grati ini.
Gambar konstruksi
Battery
Jenis-jenis
Battery
Battery dapat di klasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu :
Menurut jenis elektrolitnya
Menurut jenis
elektrolitnya battery dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Battery
kering (elektrolitnya biasanya berupa serbuk/kering)
b. Battery
cair (elektrolitnya berupa cairan)
Menurut bahan elektrolitnya
Menurut bahan elektrolitnya battery dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Battery
asam timah
Battery asam timah elektrolitnya menggunakan cairan asam sulfat (H2SO4).
b. Battery
alkali
Battery alkali elektrolitnya menggunakan cairan potassium hydroxide
(KOH).
Menurut kapasitasnya
Menurut kapasitasnya battery dibagi menjadi dua yaitu
:
a.
Battery berkapasitas rendah
Battery dengan kapasitas rendah mempunyai harga sampai dengan 235Ah,
dengan lama pengosongan selama 8 jam pada suhu 25˚C.
b.
Battery dengan kapasitas tinggi
Battery dengan kapasitas tinggi mempunyai harga 235Ah keatas, dengan lama
pengosongan selama 8 jam pada suhu 25˚C.
Menurut
karakteristiknya
Menurut karakteristiknya battery dibagi menjadi dua,
yaitu :
a. Battery
asam timah
b. Battery
alkali
Barete Kering ( BATERE )
Pada batere kering, elektroda positif (kutub positif)
berupa batang karbon dan pembungkus terbuat dari seng yang merupakan elektroda
negatif (kutub negatif)

Susunan
Batere Kering
Elektrolit larutan yang menghantarkan arus listrik berupa larutan amonium
klorida (NH4CL) dan depolarisasinya zat kimia yang terbuat dari mangan dioksida
(MnO2) bercampur serbuk karbon
Elemen kering atau batere disebut juga elemen primer karena elemen
ini tidak dapat dimuati (diisi ulang) kembali jika muatannya habis. Selama
bekerja, seng berubah menjadii seng klorida, hidrogen dibebaskan dan seng serta
amonium klorida berkurang.
- Batere Asam Timah
Pengosongan
(discharge)
Batere
asam timah menggunakan elektrolit asam sulfat (H2SO4). Pada saat pengosongan
(batere dihubungkan dengan beban), maka akan terjadi aliran arus listrik dari
kutub negative ke kutub positif (di luar batere). Sedang di dalam batere adalah
kebalikannya. Dengan demikian maka akan terjadi proses elektrokimia terhadap
cairan elektrolit. Yaitu elektrolit (H2SO4) akan terurai menjadi ion yang
bermuatan negative (SO4) dan ion yang bermuatan positif (2H+).
H2SO4 2H+ + SO4—

Sedangkan sepasang ion hydrogen
(2H+) akan bereaksi dengan plat timah peroksida (PbO2) sebagai anoda menjadi
timah sulfat (PbSO4) sambil mengambil dua electron dan akan berseyawa dengan 1
atom oksigen untuk membentuk molekul air (H2O)
Proses kimia diatas terjadi secara
simultan yang reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
PbO2 +
Pb + 2H2SO4
PbSO4 +
PbSO4 + 2H2O
Sebelum pengosongan setelah pengosongan
PbO2 = timah peroksida (kutub positif
atau anoda)
Pb = timah murni (kutub negative
atau katoda)
H2SO4 = timah sulfat (kutub positif dan
negative setelah pengosongan)
H2O = Air yang terjadi setelah
pengosongan
Pengambilan dan pemberian electron
dalam proses kimia diatas akan menyebabkan timbulnya potensial listrik antara
kutub kutub batere tersebut. Setelah terbentuk timah sulfat pada plat plat
negative dan positif selama pengosongan, maka ini akan mengurangi reaktifitas
dari cairan. Elektrolit karena asamnya lemah, sehingga tegangan batere antara
kutub kutubnya menjadi lemah pula.
Pengisian
(Charging)
Setelah batere menjadi lemah, batere
bisa dikembalikan lagi ke keadaan semula dengan cara memberikan arus listrik
yang arahnya berlawanan dengan arah arus yang terjadi pada saat pengosongan.
Pada proses pengisian, setiap molekul air akan terurai menjadi ion hydrogen (2H+) dan ion oksigen (O). Setiap
pasang ion hydrogen yang dekat dengan plat negative akan bersenyawa dengan ion
negative sulfat (SO4--) yang berasal
dari plat negative, dan akan terbentuk molekul asam sulfat (H2SO4). Sedangkan
ion oksigen (O) akan bersenyawa dengan Pb pada plat positif sehingga terbentuk
timah peroksida PbO2. Reaksi kimia yang terjadi pada proses pengisian adalah
sebagai berikut :
PbSO4 +
PbSO4 + 2H2O PbO2 +
Pb + 2H2SO4
Sebelum pengisian sesudah pengisian
PbSO4 = timah sulfat (anoda dan katoda
setelah pengosonga)
H2O = air (elektrolit setelah
pengosongan)
2PbO2 =
Timah peroksida (anoda setelah pengisian)
Pb = timah murni (katoda setelah
pengisian)
2H2SO4 = asam sulfat (elektrolit setelah
pengisian)


Gambar
pada saat pendisian (charging)
Charger Baterai
Charger adalah peralatan yang berfungsi untuk
mengisi kembali tegangan battery. Dalam prosesnya, tegangan AC (bolak-balik) dirubah menjadi
tegangan DC (searah). Tegangan DC tersebut digunakan untuk mengisi secara terus
menerus battery yang selalu terhubung dengan beban.

Gambar 3.6 Skema diagram baterai
charger
Charger baterai digunakan untuk mengisi baik
baterai baru maupun baterai yang sudah menurun kekuatannya akibat proses
pengosongan. Sama halnya
Baterai, untuk charger di PLTGU Grati
ada 18 unit dan dibagi menjadi dua tempat, yaitu :
Tempat pertama : 12
unit Baterai terletak di GT Building lantai 1 yaitu Blok I & Blok II.
Tempat kedua : 6
unit Baterai terletak
diantaranya, 1 unit diruangan SS2, 1 unit di SS1 ( GT LER ) dan 1 unit lagi di ST lantai 3.
Mode Operasi Charger Baterai
Ada tiga mode operasi yang digunakan
dalam baterai charger. Yaitu yang diatur / normal, dan automatic. Dua
diantaranya digunakan untuk operasi normal : FLOATING dan CHARGING.
Baterai charger digunakan untuk pengisian dengan bermacam–macam cara
antara lain :
a.
Boost Charging
Pengisian dengan cara boost charging adalah untuk
pengisian baterai yang dipakai di pabrik atau untuk baterai diesel, dimana
diperlukan tambahan pengisian dalam periode yang singkat. Pengisian cara ini
cukup untuk pelayanan satu hari. Arus pengisian yang diberikan ke baterai tidak
boleh melebihi harga AHnya. Untuk menjaga pengisian yang berlebihan dan arus
yang terlalu besar, biasanya alat pengisi ini dilengkapi dengan automatic out
off, yang dapat menghentikan pengisian pada waktu baterai mencapai suhu tinggi.
Pengisian dengan cara boost charging ini adalah
mode pengecualian yang digunakan untuk pengisian penuh pada baterai. Tegangan
untuk boost charging lebih tinggi daripada tegangan selnya dan baterai dapat
diisi penuh. Dalam proses ini, baterai diharuskan tidak terhubung dengan beban.
b.
Floating Charging
Pengisian dengan cara floating charging, dimana
baterai secara terus-menerus tersambung dengan rangkaian luar (AC), alat
pengisi baterai (battery charger) dan beban. Alat pengisi baterai ini direncanakan
untuk menjaga tegangan dari baterai yang tersambung ke
beban tetap konstan.
Besarnya tegangan yang diberikan untuk mengatasi
kerugian dalam baterai dan menjaga baterai selalu dalam keadaan pengisian penuh
(full charge) adalah tetap untuk :
·
Baterai timah – hitam : 2,23 Volt/sel
·
Baterai alkali :
1,40 – 1,42 Volt/sel
Pada saat baterai diisi, secara otomatis arus yang besar
mengalir ke baterai untuk mengembalikan keadaan pengisian penuh. Oleh karena
itu tegangan dari alat pengisi baterai harus dijaga, yaitu harus mempunyai
tegangan output minimum yang cukup untuk pengisian arus tinggi sebesar 1,52
Volt/sel untuk baterai alkali dan 2,37 Volt/sel untuk baterai timah hitam.
Mode ini digunakan untuk
operasi normal dan merupakan mode operasi charger baterai yang dilakukan di
PLTGU Grati, dimana tegangan floating adalah 232V.
Tegangan floating dijaga konstan pada ± 0.5% tanpa mempedulikan variasi beban dan memungkinkan:
·
Pemeliharaan pengisian alami pada baterai dengan memberi sedikit kompensasi arus untuk rugi–rugi.
·
Suplai untuk beban pada kondisi tegangan terbaik.
·
Menyediakan slow charge untuk baterai saat partial discharge.
Keluaran charger merupakan
penjumlahan dari dua arus, yaitu :
·
Arus yang diserap oleh baterai bergantung pada kondisi pengisian
·
Arus yang diserap oleh beban
c.
Charging
Dalam sel – sel dari suatu baterai yang beroperasi dengan “floating
charging” akan selalu terjadi sedikit perbedaan dalam kondisi kimia antara sel
yang satu dengan sel lainnya. Hal ini akan mengakibatkan beberapa sel akan
mencapai pengisian penuh dan berakibat menurunnya kapasitas baterai. Keadaan
dimana terdapat perbedaan kondisi kimia ini disebut “out off balance”.
Tujuan dari charging adalah untuk mengembalikan “out of balance”
menjadi “balance” (seimbang) lagi, dimana tiap sel mempunyai harga yang
mendekati sama, sehingga dapat menghindarkan penggaraman belerang pada plat –
plat aktifnya.
Charging dilakukan dengan cara menaikkan tegangan
baterai sesuai dengan ketentuan dalam buku petunjuk masing – masing pabrik.
Pengisian berlangsung sampai semua sel berhenti
mengeluarkan gas. Pembacaan tegangan dan berat jenis elektrolitnya menunjukkan
baterai telah diisi penuh sesuai dengan harga yang ditentukan dalam petunjuk
masing – masing pabrik.
Cara ini dinamakan pengisian cepat (quick charging)
atau penyetaraan (equalize). Tegangan charge adalah 241 V. Tegangan pengisian
dijaga konstan pada ± 0.5% tanpa mempedulikan variasi beban dan memungkinkan :
· Pengisian kembali pada baterai
pada waktu yang terbatas.
· Suplai untuk beban pada
tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan pada proses floating tapi dalam
batas tertentu.
2.3 Kapasitas Baterei
Kapasitas suatu baterei adalah
menyatakan besar arus listrik (ampere) baterei yang dapat dialirkan ke suatu
rangkaian luar (beban) dalam jangka waktu tertentu (jam), untuk memberikan
tegangan tertentu pula. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh ukuran plat, jumlah
plat, jumlah sel dan jumlah elektrolit baterai. Pada baterei asam timah,
kapasitas (Ah) yang tersedia adalah selama 8 jam atau 10 jam.Sedangkan baterei
alkali nickel – cadmium umumnya kapasitas baterei dinyatakan dalam C5 atau C10
( 5 jam atau 10 jam). Kapasitas baterei (Ah) dapat dinyatakan sebagai berikut:
C = I x t
C = Kapasitas Baterei (Ah)
I = Besar Arus yang Mengalir (A)
t = Waktu ( jam)
Jumlah ampere jam (Ah = kuat
arus/Ampere x waktu/hour), artinya baterai dapat memberikan/menyuplai sejumlah
isinya secara rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop
voltage) yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2
V; jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan
sudah terpakai semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal,
baterai 12 V 75 Ah. Baterai ini bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere
dalam satu jam artinya memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V x I
= Voltase x Ampere = 12 V x 75 A).
Secara hitungan kasar dapat menyuplai
alat berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10 jam,
walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu. Kembali ke kapasitas baterai,
pada kendaraan bermotor kapasitas ini bisa dianalogikan sebagai volume maksimal
tangki bahan bakar namun yang membuat berbeda adalah kapasitas pada baterai
bisa berubah-ubah dari nilai patokannya, jadi mirip tangki bahan bakar mobil
yang bahannya terbuat dari karet. Sebagai ilustrasi saya beri contoh balon
karet, isinya bisa besar jika terus dimasukkan udara atau bisa juga kecil jika
udara yang ditiup sedikit saja.
v Langkah Kerja Pemeliharaan
Baterai
1.
Lepas saklar / MCB dari charger 20 KV ke batere proteksi 20 KV
2.
Cek
tegangan batere proteksi 20 KV dan batere 150 KV
3.
Bila
tidak ada perbedaan tegangan yang berarti pada kedua batere tersebut
4.
Masukkan
saklar (MCB parallel) yang ada diantara kedua MCB batere proteksi 20 KV dan 150 KV.
(Charger & Batere 20 KV terparalel sesaat).
5.
Adakan
pengamatan setelah melakukan parallel.
6.
Segera lepas saklar yang menghubungkan charger batere proteksi 20
KV menuju batere.
7.
Lepas saklar yang menghubungkan batere menuju ruangan charger.
8.
Lepas saklar batere yang ada diruangan batere
9. Ukur tegangan seluruh
batere
10.
Buka penutup terminal batere (bila ada)
11.
Buka terminal kabel positip dan negatip pada batere
12.
Buka baut terminal serial antar batere
13.
Turunkan / keluarkan batere dari dudukannya, lakukan dengan
hati-hati agar tidak sampai terjadi
hubung singkat antara terminal positip dan negatip internal batere maupun antar sel lainnya.
14.
Bersihkan seluruh terminal, baut dan serial antar batere dari debu
dan kotoran lainnya dengan (corium_105,
sikat plastik, amplas, dan lap).
15.
Bersihkan batere, bantalan/alas batere, dan tutup batere agar
sirkulasi udara ke batere tidak
terhambat dengan peralatan / cairan yang direkomendasikan untuk itu
16.
Tambahkan air batere bila kurang, jangan sampai melebihi ambang
batas atas yang sudah ditetapkan.
17.
Pengukuran tegangan batere masing-masing sel, (1~1,2 V à baik,
< 0,9à rusak).
18.
Adakan pengukuran Berat Jenis (BJ) air batere ( > 1,7 à baik,
<1,7 à rusak, diganti dengan larutan
Potasium baru)
19.
Catat seluruh hasil pengukuran yang dilaksanakan kedalam form
(daftar isian) yang telah disediakan
secara lengkap.
20.
Pemasangan plat serial, terlebih dahulu dilapisi dengan vaselin
termasuk terminal pool setiap batere
21.
Perhatikan dengan seksama agar seluruh baut terminal batere tidak
ada yang longgar
22.
Pengukuran tegangan total batere (110 ~ 125V). Hal ini untuk
memastikan apakah seluruh batere sudah
semuanya terpasang secara seri)
23.
Pasang kabel yang datang dari charger ke terminal batere
24.
Masukkan saklar yang ada diruangan batere
25.
Di ruang charger, Lepas Saklar (MCB Paralel) yang ada diantara
kedua charger
26.
Masukkan MCB pada charger proteksi 20 KV
27.
Amati laju arus pengisian batere pada indikator charger / Power
Supply, tunggu beberapa saat sampai laju
arus pengisian mendekati 0 (nol) Ampere
28.
Bila dalam pelaksanaan pemeliharaan batere ada peralatan yang
rusak, segera ditanggulangi
29.
Bersihkan semua peralatan kerja.
v Pemeriksaan Baterai
Baterai harus diperiksa secara periodik dan diuji
kemampuannya. Terdapat 3 kelompok pemeriksaan dan pengujian baterai yang sering
dilakukan, yaitu:
o
Pemeriksaan Visual
o
Pemeriksaan elektrolit dan kebocoran
o
Pengujian Beban
1.
Pemeriksaan Visual Baterai
Pemeriksaan visual meliputi :
a.
Kotak baterai :
Kotak
baterai sering mengalami kerusakan yang dapat didentifikasi secara visual,
jenis kerusakan kotak baterai antara lain: kotak retak akibat
benturan, mengembang akibat over charging, bocor akibat keretakan atau
mengembang

Gambar Pemeriksaan bagian baterai secara visual
b.
Sel-sel baterai :
Sel baterai
sering mengalami gannguan yaitu sell yang mengembang akibat over charging
maupun mengkristal dan sel yang rontok karena getaran, kualitas yang kurang
baik maupun usia baterai
c.
Terminal baterai dan konektor kabel:
Terminal baterai
dan konektor merupakan bagian baterai yang sering mengalami kerusakan, bentuk
kerusakan paling banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolit
baterai maupun panas akibat kenektor kendor atau kotor
d.
Jumlah elektrolit
Jumlah elektrolik
perlu diperiksa secara periodic. Bila pengisian berlebihan (over charging) maka
elektrolit cepat berkurang karena penguapan berlebihan. Pemeriksaan jumlah
elektrolit dapat dilakukan dengan cepat karena kotak dibuat dari plastic yang
tembus pandang. Jumlah elektrolit harus berada diantara garis Upper Level
dan Lower Level.
e.
Kabel Baterai
Kabel
baterai dialiri arus yang sangat besar, saat mesin distarter besar arus
dapat mencapai 250 – 500 A, tergantung dari daya motor starter, dengan arus
sebesar itu kabel akan panas. Panas pada kabel menyebabkan elasitas kabel
menurun, isolator muda pecah dan terkupas, hal ini terjadi terutama pada
isolator dekat dengan terminal baterai.
f.
Pemegang Baterai
Pemengang baterai
harus dapat mengikat baterai dengan kuat agar goncangan baterai dapat
dihindari, sehingga usia baterai dapat lebih lama. Gangguan pada pemegang
baterai antara lain kendor akibat mur pengikat karat untuk itu lindungi mur
dengan mengoleskan vaselin/ grease.
g.
Pemeriksaan Elektrolit
Jumlah elektrolit baterai harus
selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level
dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel
baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya
elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan.
Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit
berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan
menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu.
Penyebab elektrolit cepat berkurang
dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila berkurangnya elektrolit
tidak wajar maka periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula
menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat
mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian kendaraan
yang terkena elektrolit akan korosi.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit
baterai menggunakan alat hydrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai
merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh
pada suhu 20 ºC mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100
-1,130.
Tabel .1 Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil
pengukuran BJ elektrolit
HASIL PENGUKURAN
|
TINDAKAN
|
1.280 Atau lebih
|
Tambahkan air suling agar berat
jenis berkurang
|
1.220 – 1.270
|
Tidak Perlu Tindakan
|
1.210 atau kurang
|
Lakukan pengisian penuh, ukur
berat jenis. Bila masih dibawah 1.210 ganti baterai.
|
Perbedaan antar sel kurang dari 0.040
|
Tidak perlu tindakan
|
Perbedaan berat jenis antar sel 0.040 atau lebih
|
Lakukan pengisian penuh, ukur
berat jenis. Bila berat jenis antar sel melebihi 0.030, setel berat jenis. Bila tidak bisa dilakukan, ganti baterai
|
kenapa tulisannya hitam, seharusnya putih semua agar bisa d baca.
BalasHapus